ancaman serangan siber di thailand

Bahaya Serangan Siber Meningkat: Proyeksi Kerugian $10 Triliun dan Ancaman AI

Diposting pada

Bahaya Serangan Siber Meningkat: Proyeksi Kerugian $10 Triliun dan Ancaman AI

Tegelonline.info – Di era digital yang semakin maju, ancaman kejahatan siber juga terus meningkat pesat. Fortinet, perusahaan keamanan siber global, memprediksi bahwa dampak finansial kejahatan siber pada ekonomi dan masyarakat akan mencapai angka yang mencengangkan, yaitu 10 triliun dolar AS pada tahun 2025. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat Thailand, sebagai contoh, hanya menginvestasikan 0,2% dari pendapatan perusahaan untuk sistem keamanan siber.

Thailand di Tengah Ancaman Siber

Krungthai Compass, divisi riset dari Krungthai Bank, memperkirakan investasi keamanan siber di Thailand akan mencapai 18 miliar baht pada tahun 2025. Meskipun menunjukkan pertumbuhan, angka ini masih jauh dari cukup untuk menghadapi ancaman siber yang semakin canggih. Serangan siber dan disinformasi yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) telah menjadi risiko global, seperti yang diungkapkan oleh Pakthapa Chatkomes, Country Manager Fortinet Thailand.

Kerugian Triliunan Dolar dan Serangan AI

Cybersecurity Ventures memperkirakan kerugian akibat kejahatan siber pada tahun 2025 akan mencapai 10 triliun dolar AS, meningkat drastis dari 3 triliun dolar AS pada tahun 2015. Di Thailand sendiri, kekurangan tenaga kerja keamanan siber menjadi masalah serius. Selain itu, penggunaan AI oleh para penjahat siber semakin meningkatkan risiko serangan, termasuk serangan “generative profiling” yang memanfaatkan teknologi AI untuk meniru suara orang yang dikenal untuk menargetkan korban.

Ancaman Nyata di Thailand

Survei Fortinet-IDC mengungkapkan bahwa ancaman siber utama di Thailand adalah phishing, pencurian identitas, ransomware, kerentanan patch, dan serangan Internet of Things (IoT). Lebih mengkhawatirkan lagi, 72% organisasi di Thailand mengalami peningkatan serangan siber hingga dua kali lipat pada tahun 2023. Sektor teknologi, kesehatan, telekomunikasi, pemerintah, dan manufaktur menjadi sasaran utama serangan ini.

Kerentanan yang Terus Meningkat

Laporan FortiGuard Labs menunjukkan adanya 222.000 kerentanan yang diklasifikasikan sebagai Common Vulnerabilities and Exposures (CVE), dan 30.000 kerentanan baru. Jumlah ini meningkat 17% dari paruh kedua tahun 2022. Para penjahat siber semakin cepat mengeksploitasi kerentanan baru, sehingga serangan dapat terjadi hanya dalam waktu 4,76 hari setelah kerentanan ditemukan.

Peningkatan ancaman siber yang signifikan, proyeksi kerugian triliunan dolar, dan penggunaan AI oleh penjahat siber menjadi perhatian serius bagi individu, perusahaan, dan pemerintah di seluruh dunia. Investasi dalam keamanan siber yang memadai, peningkatan kesadaran akan ancaman, dan kolaborasi global menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini. Kegagalan dalam mengatasi masalah ini dapat berdampak buruk pada ekonomi, keamanan nasional, dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.